Jare ne Mbah (Kata Nenek) - 17

  DESA TEBALO


Dahulu kala pada masa kolonial Belanda, ada suatu daerah yang dihuni orang-orang yang sakti dan kuat. Kehidupan masyarakat tersebut sangatlah aman dan damai. Tapi, pada suatu ketika pasukan Belanda datang ke daerah tersebut untuk mencari sumber bahan makanan. Masyarakat menjadi resah karena kedatangan mereka. Sumber bahan pangan mereka semuanya diambil oleh pasukan Belanda. Masyarakat tidak mempunyai sisa bahan pangan dan akhirnya masyarakat menjadi kelaparan. Akhirnya masyarakat pun tidak tahan dijajah terus menerus oleh Belanda dan mereka mengadakan perlawanan terhadap pasukan Belanda.

Padahal pada waktu itu masyarakat tidak mempunyai modal apapun untuk mengadakan perlawanan, mereka sama sekali tidak mempunyai senjata. Sedangkan pasukan Belanda memiliki banyak persenjataan dan salah satunya yang paling ditakuti oleh masyarakat setempat adalah senjata pistol. Tetapi walaupun begitu masyarakat tetap tidak akan mengurungkan niatnya untuk mengadakan perlawanan terhadap pasukan kolonial. Mereka (masyarakat) tetap tidak gentar walaupun mati sekalipun. Peperangan  pun dimulai, banyak terjadi pertumpahan darah. Pasukan kolonial yang mempunyai banyak persenjataan, memulai penembakan. Tapi tidak tahu kenapa pada waktu peluru tembakan itu mengenai salah satu tubuh masyarakat, tidak dapat menembus tubuh orang tersebut. Tubuhnya tebal seperti dilapisi baja yang kuat.

Dan pada akhirnya penduduk desa itulah yang memenangkan peperangan tersebut. Mereka hanya mengandalkan kesaktian dan kekuatan yang mereka miliki. Akhirnya desa itu dinamakan dengan Desa Tebalo, karena masyarakat yang menempati desa itu tubuhnya tebal (kebal) seperti dilapisi baja yang kuat.

 

Sumber dongeng: Abdul Karim, 67 tahun, Manyar Gresik

diceritakan kembali oleh Dhanang C.R 

Comments