Jare ne Mbah (Kata Nenek) - 7

 DESA CERME


Pada zaman dahulu ada seorang laki-laki yang pergi merantau. Dan sampai

di sebuah areal pertanahan yang cukup luas dan kelihatannya daerah tersebut sangat subur. Banyak tumbuh-tumbuhan yang hidup dengan lebatnya. Laki-laki itu akhirnya memanfaatkan tumbuh-tumbuhan yang hidup itu untuk keperluan hidupnya. Lalu, di daerah itu juga didatangi seorang perempuan yang juga perantau. Akhirnya, kedua orang itu menikah dan menetap di daerah tersebut. Kehidupan mereka tercukupi di daerah itu.

Pada suatu hari, waktu si laki-laki sedang mencari bahan makanan di sekitar daerah itu, dia melihat sebuah pohon besar yang hidup di tengah-tengah pohon lain. Laki-laki itu mengira pohon tersebut adalah pohon keberuntungan yang membuat subur daerah itu. Pohon itu buahnya berwarna kuning dan berasa masam. Laki-laki itu semakin heran tentang tumbuhnya pohon tersebut yang sepertinya dilindungi oleh pohon-pohon yang lain.

Beberapa saat kemudian ada seekor burung yang melintas dan hinggap di pohon tadi. Burung tersebut berbicara, “Cermai, cermai, cermai” Karena pendengaran laki-laki itu kurang jelas, lalu menyebutnya pohon “Cerme”. Dan karena laki-laki itu beranggapan pohon itu keramat, dan mengira pohon itu penunggu daerah itu, akhirnya menyebut juga daerah itu dengan nama Desa Cerme.

 

Sumber dongeng: Repi, 76 tahun, Cerme Gresik

dan diceritakan kembali oleh Dhedy Anggriawan 

Comments