Jare ne Mbah (Kata Nenek) - 16

 SIDAYU LAWAS


Dahulu kala di suatu desa, hiduplah seorang gadis yang sangat cantik sekali, karena sangat cantiknya, gadis itu mendapat julukan kembang desa. Banyak laki-laki yang menaruh hati padanya, terutama para pemuda di desa itu, bahkan laki-laki yang sudah beristri pun ingin memilikinya.

Kemanapun gadis itu pergi, hampir semua memandang dan menggodanya, tapi itu tak membuat gadis itu enggan untuk keluar rumah, dia hanya menganggap semua itu hanyalah cobaan hidupnya. Maklum gadis desa. Tak heran juga jika kadang-kadang dia merasa mangkel kepada penduduk desa tersebut terutama pada wanita yang suaminya selalu menggodanya, karena mereka menganggap gadis itulah yang menggoda suami-suami mereka.

Beberapa hari bahkan beberapa tahun pun sudah terlewati. Suatu ketika gadis itu jatuh sakit dan kemudian meninggal dunia, banyak warga desa yang merasa kehilangan sang kembang desa itu, apalagi para pemudanya, karena tak satu pun yang dapat memilikinya. Setelah lewat beberapa tahun kematian gadis itu, ternyata masih banyak juga warga yang sering membicarakannya.

Sampai kemudian, di suatu perkumpulan yang diselenggarakan untuk memusyawarahkan perkembangan desa, tanpa sengaja seseorang mengatakan “Sido ayune bocah iku sak lawas-lawase”. Dari situ tercetuslah sebuah nama untuk desa itu yang kebetulan belum punya nama dengan disingkat “Sidayu Lawas” untuk mengenang bahwa di desa mereka pernah ada seorang gadis yang sangat cantik. Desa itu terletak di kecamatan Brondong Lamongan.

 

Sumber dongeng:H. Syarif, 72 tahun, Gresik      

diceritakan kembali oleh Nailatul Izzah 

Comments